![]() |
Foto Dok. Pemdes : Calon Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani) saat berkunjung di rumah petani jeruk nipis Desa Kebonagung-Ujungpangkah, Selasa, 12 November 2024. |
GRESIK
– Kepala Desa (Pemdes) Kebonagung, Kecamatan Ujungpangkah, Lubis Farisman akan
memaksimalkan penjualan jeruk nipis yang sebagian besar dikembangkan oleh
masyarakat. Harapannya, bisa menjadi desa penghasil jeruk nipis terbesar di
Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Dari
informasi yang dihimpun, lahan kebun jeruk nipis di Desa Kebonagung seluas 450
hektar menghasilkan rata-rata per hektar 2 sampai 3 ton tiap panen.
Pada
tahun 2022, jeruk nipis Kebonagung telah diekspor dengan dilepas langsung
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani). Untuk itu, Pemerintah Desa terus
memberikan perhatian agar potensi jeruk nipis bisa dioptimalkan dan menjadi
daya tarik.
"Warga
kami mayoritas jadi petani jeruk nipis, sehingga potensi itu akan kami
optimalkan," katanya, Selasa, 12 November 2024.
Selain
jeruk nipis, Lubis menjelaskan petani di desa juga mulai mengembangkan jeruk
dengan varietas baru seperti jeruk lemon dan lain sebagainya.
"Beberapa
program seperti ketahanan pangan serta infrastruktur pertanian terus kami optimalkan
untuk mendukung potensi pertanian yang luar biasa ini," imbuhnya.
Sementara
Camat Ujungpangkah Shofwan Hadi mendukung upaya Pemerintah Desa Kebonagung
dalam mengoptimalkan potensi desa.
"Kita
terus mendorong kades untuk segera merealisasi kebun wisatanya sebagai wisata
petik buah," kata Shofwan Hadi.
Diketahui
Untuk modal menamam jeruk nipis, mengaku mendapat bibit dari luar daerah yakni
Blitar dan Tulungagung. Satu pohon bibit jeruk nipis dihargai Rp 8.000.
Dalam
lahan 4 hektar yang dikelola, rata-rata penghasilannya sangat memuaskan. Satu
pohon jeruk nipis yang ditanam menghasilkan satu kilogram dengan masa panen
satu seminggu sekali.
Selama ini, pasar lokal telah menyerap habis jeruk nipis dari petani. Jeruk nipis ada yang dijual ke Surabaya dan Lamongan. (Tim Work).